Distrik Unik - Food - Bagaimana jadinya kalau menu makanan sejuta umat seperti nasi goreng dicampur dengan orak-arik oncom dan leunca? Menu kreatif ini punya sensasi kenikmatan tersendiri lho...

Nasi goreng yang punya kencenderungan rasa gurih ini, umumnya dikombinasi dengan telur, ikan laut, daging kambing, sapi atau ayam. Bahkan, ada juga yang mengkombinasikan nasi goreng dengan petai atau terasi. Mayoritas orang pasti sudah banyak yang merasakan sensasi rasa nasi goreng dengan berbagai kombinasi tersebut.

Tapi, nasi goreng yang satu ini, pasti belum banyak orang yang mendengar, bahkan mencicipinya. Ya, nasi goreng dicampur dengan orak-arik oncom plus leunca (Intip "Kesaktian" Leunca Ganyang Berbagai Penyakit). Wajar saja, menu ini memang belum populer di tengah-tengah masyarakat.

Umumnya, leuncak (solanum nigrum) dan oncom dimasak dengan cara ditumis memakai bumbu simpel (bawang merah, bawang putih, cabai) yang menonjolkan rasa pedas, manis atau asin. Hal yang hampir sama juga dilakukan oleh kebanyakan orang ketika memasak nasi goreng.

Dua manu yang lekat dengan bumbu sederhana itu bakal jadi nyami bila di-mix menjadi satu. Anda bakal menemukan sensasi kenikmatan tersendiri ketika memakannya. Pasalnya, dengan tekstur yang kenyal tapi lembek di dalamnya, Anda bakal merasakan kejutan rasa ketika menggigit leunca dibalut tonjolan cita rasa gurih dari nasi goreng. Tak berhenti di situ, Anda juga bakal menemukan sensasi rasa oncom yang khas.

Pengen mencoba? Cara masaknya memang sedikit ribet. Itu, kalau Anda memasaknya satu persatu dalam waktu yang sama. Tapi, kenapa dibuat ribet kalau bisa dibuat sederhana. Misalnya, jika keluarga Anda hari ini memasak tumis (orak-arik) oncom dan leunca, tinggal siapkan saja bumbu nasi goreng. Selanjutnya, mix kedua masakan itu menjadi satu.

Niscaya Anda akan merasakan sensasi rasa yang beda ketimbang makan orak-arik oncom dan leunca atau nasi goreng saja. Toh, di dunia masak-memasak alias kuliner tak ada aturan harus ini atau harus itu kan? Banyak juga orang-orang yang berkreasi dalam memasak dengan menggunakan berbagai bahan yang tak umum diolah menjadi suatu menu masakan. Misalnya, pepes waleran yang diolah dari isi perut ikan bandeng. Di Pati, Jawa Tengah, masakan ini jadi idola masyarakatnya. Atau, kue lumpur khas masyarakat Jawa Tengah belahan selatan.

Lalu, kenapa takut berkreasi memadu-padankan bahan tak umum menjadi menu masakan? Bukankah yang jadi intinya adalah menciptakan menu masakan yang punya cita rasa lezat dalam koridor (batasan) halal?